Wanita Angga



Padahal warisan Megawati sudah jelas. Ia mengatakan, keputusan MKMK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi. Putusan MKMK ini menjadi bukti bahwa kekuatan moral kebenaran politik dan politik akal sehat tetap kokoh meski ada rekayasa hukum konstitusi.

Namun tidak sedikit pun disebutkan siapa yang membuat demokrasi menjadi gelap. Megawati juga tak menyebut siapa yang melakukan rekayasa hukum tata negara?



Padahal, keputusan MKMK tersebut jelas terkait dengan keputusan MK yang membolehkan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuminga Rak, mencalonkan diri pada Pilpres 2024. Dampak dari keputusan yang tidak diinginkan PDIP karena Keluarga Jokowi akhirnya memilih Prabowo Subianto, bukan Ganjara Pranow.

Megawati dalam pidatonya juga mengatakan, berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Semua ini akibat praktik kekuasaan yang mengabaikan kebenaran hakiki, politik yang berdasarkan hati nurani.

Namun sekali lagi tidak jelas siapa yang merujuk pada pihak berwenang yang mengabaikan kebenaran hakiki?

Wani Angga

Dalam metafora Jawa, pendirian Megawati dianggap demikian wanita yang marah. Ia terkesan berani mengkritik Jokowi, namun nyatanya ia masih ragu dan cenderung takut.

Jika memang berani, seharusnya Megawati langsung mengatakan bahwa Jokowi memanipulasi hukum tata negara di Mahkamah Konstitusi. Manipulasi dilakukan hanya untuk melindungi anak dan keluarga, bukan seluruh bangsa dan negara Indonesia.

Selanjutnya, Megawati harus mengumumkan bahwa ia telah gagal mengembangkan Jokowi sebagai sosok yang kuat dan berpegang teguh pada demokrasi. Dan atas dasar itu semua, Megawati pasti harus memecat Jokowi dari kadernya. Begitu pula dengan anak dan mertua Jokowi yang diasuh PDIP, tapi mbelalo dalam pemilihan presiden.

READ  Jika meraih dua kemenangan di kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia diprediksi akan menempati peringkat 132 klasemen FIFA.

Seluruh kader yang bullish kemudian diperintahkan menjadi oposisi Jokowi hingga sisa tahun lalu. Mereka yang ada di DPR kembali ditindak sekeras era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sedangkan anggota kabinet ditarik sebagai bentuk ketegasan sikap.

Agar semangat Megawati bisa kembali. Seluruh regu Banteng semuanya tegak tanpa terkecuali dan sama-sama mempunyai tujuan merebut Ganjar Pranowo.

Tapi Megawati tidak melakukannya, atau mungkin juga tidak. Entah apa yang masih dihitung Megawati. Yang jelas Megawati tak memberi perintah tegas kepada kader PDIP dalam menghadapi keluarga Jokowi.

Temukan berita terkini tepercaya dari kantor berita politik RMOL di berita Google.
Mohon mengikuti klik pada bintang.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *