Mardigu Wowiek meramalkan duet Prabowo-Jokowi pada 2019



Hal itu diungkapkan analis geopolitik Mardigu Wowiek dalam podcast bersama mantan Ketua KPK Abraham Samad di kanal YouTube. Abraham Samad BERBICARAMinggu (26 November).

Pada kesempatan itu Mardigu yang bernama samaran Pak. Bossman melirik akan ada duet Prabowo-Jokowi pada 2024 setelah pelantikan presiden 2019.





Mardigu sebelumnya menguraikan tren pemimpin dunia yang berkuasa dalam jangka waktu lama. Dia menyebut pemimpin Rusia Vladimir Putin, pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.

“Saya tidak tahu kenapa Indonesia ikut. “Dia (Jokowi) menganggap saya satu-satunya orang di Indonesia yang bisa menjadikan negara ini negara besar,” kata Mardigu.

Ia pun meminta untuk mengecek jejak digitalnya pada tahun 2019. Di tahun tersebut, Mardigu sudah angkat bicara bahkan memamerkan duet Prabowo-Jokowi pada tahun 2024.

“Cek jejak digitalnya, tahun 2019 saya prediksi tahun 2024 yang jadi pasangan Prabowo-Jokowi. Saya tidak terkejut ketika perubahan terjadi, yaitu saya kejutan“Ah, Gibran ternyata orangnya,” ucapnya.

“Kalau mau lihat nanti saya screenshot, saya malah ambil gambarnya. Jadi mengapa kita menebak-nebak? Jadi intinya kita tahu Pak Jokowi sedang populer saat ini. Di seluruh TPS di Indonesia, popularitasnya dikatakan 80 persen, tambahnya.

Mardigu menilai Jokowi seperti Xi Jinping yang punya alasan untuk melanjutkan program yang belum selesai.

“Karena popularitasnya sangat tinggi, saya selalu merasa jumlahnya banyak belum selesai bisnis, jika dia tidak menyelesaikannya, dia merasa warisan“Belum selesai,” jelas Mardigu.

Ia mencontohkan, program revolusi mental yang diusungnya sejak 2014. Sejauh ini, program tersebut masih belum jelas hasilnya.

READ  Makna mendalam dari mengheningkan cipta bagi anggota Coldplay dan penonton selama 12 detik pada konser di Jakarta

“Karena dia (Jokowi) sedang menggalakkan revolusi mental warisan yang tersisa hanyalah (seharusnya) semangat, konsep atau gagasan. Tapi kalau fisiknya jadi IKN, ada perubahan di dalamnya. Apa yang dialami Pak Jokowi hingga 10 tahun menjabat wali kota, 2 tahun gubernur, dan 10 tahun presiden masih belum cukup untuk melayani masyarakat? “Dia masih ingin jadi pelayan lagi,” jelasnya.

Abraham Samad yang berperan sebagai tuan rumah juga berbicara tentang menjadi pelayan atau penguasa?

“Kalau dia jadi pembantu, masyarakat pasti mudah menerimanya,” canda Samad.

Menanggapi hal tersebut, Mardigu meminta netizen berkomentar. Ia mempertanyakan apakah Jokowi personalisasi Gibran akan berperan sebagai abdi atau penguasa di tahun 2024.

“Kalau (Jokowi) pinjam tangan Mas Gibran dalam 5 tahun, jadi abdi atau penguasa?” “Coba kawan-kawan tinggalkan komentar,” kata Mardigu.

Temukan berita terkini tepercaya dari kantor berita politik RMOL di berita Google.
Mohon mengikuti klik pada bintang.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *